Dia mengeluh tentang anaknya. “Mas sudah 2 bulan ini anakku tidak mau masuk sekolah,” begitulah keluhannya pada kami. Kami hanya terdiam saja. Bapak ini juga minta agar diajarkan do’a atau amalan tertentu supaya anak tercintanya ini bisa lagi kembali sekolah. “Iya, pak nanti saya cari dulu do’a atau amalannya,” jawab kami.Kami pernah mendengar keluhan seorang bapak pada kami. Bapak ini memang masih keluarga dekat kami, yaitu sama-sama bermarga Tuasikal.
Kemudian kami kemarin tidak sengaja ke toko kitab. Di sana kami menemukan kitab yang sangat menarik yang ditulis oleh ulama saat ini, Syaikh Musthofa Al Adawi. Judul kitab tersebut adalah Fiqh Tarbiyatil Abna’. Di dalam kitab ini banyak penjelasan yang cukup menarik mengenai cara mendidik anak. Insya Allah pada kesempatan kali ini dan kesempatan akan datang, kami akan menyarikan pelajaran-pelajaran berharga dari kitab tersebut. Semoga ini bisa menjadi solusi dari keluhan bapak tadi.
Yang Patut Diingat oleh Ortu
Ada suatu hal yang perlu dipahami oleh setiap ortu ketika mendidik anak. Kita memang ingin sekali menjadikan anak dan keturunan kita sebagai anak sholih. Kita ingin mereka menjadi anak yang baik. Kita ingin agar mereka menjadi anak yang berbakti dan taat. Namun, ada suatu hal yang kita sering lupakan. Kita memang sudah berusaha mendidik mereka dengan pendidikan yang baik dan berkualitas. Bahkan mereka juga kita wajibkan masuk TPA atau masuk pondok pesantren. Namun kadangkala, kita hanya bersandar pada usaha kita semata, tanpa mau melirik bahwa hidayah dan petunjuk adalah di tangan Allah termasuk hidayah pada anak dan keturunan kita. Walaupun kita telah pontang panting dengan melakukan berbagai sebab, namun jika Allah menakdirkan berbeda, lantas apa yang bisa kita perbuat. Selayaknya kita banyak merenungkan ayat-ayat semacam ini:
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’rof : 178) Baca lebih lanjut →
-0.789275
113.921327